Pages

Rabu, 25 Oktober 2017

Mushaf Kuno Fami Bisyauqin


Mushaf Al-Qur’an 7 Jilid (فمي بشوق)
Mushaf Al-Qur’an ini terdiri dari tujuh jilid. Penentuan masing-masing jilid mengikuti 7 manzil (batas berhenti dan memulai bacaan) dalam membaca Al-Qur’an, atau yang sering dirumuskan dengan ungkapan ‘فمي بشوق’, mulutku dalam kerinduan membaca Al-Qur’an

Dalam tradisi membaca Al-Qur’an, metode tujuh manzil ini sangat populer. Yaitu membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari.  Berdasarkan sebuah riwayat yang dihubungkan kepada Ali Bin Abi Talib. Lihat Al-Mala ‘Ali al-Qari, Mirqatu al-Mafatih Syarh Misykatu al-Masabih, jilid 7, hal. 63, membaca Al-Qur’an dengan metode Fami Bisyauqin dimulai pada hari Jum’at dan khatam pada hari Kamis.
Hari Jum’at membaca manzil pertama yang dimulai dari Surah Al-Fatihah sampai akhir surah an-Nisa’ (empat surah). Hari Sabtu manzil kedua, dari surah al-Ma’idah sampai akhir surah at-Taubah (lima surah). Hari Ahad mulai surah Yunus sampai akhir surah an-Nahl (tujuh surah). Hari Senin mulai surah al-Isra’/Bani Isra’il sampai akhir surah al-Furqan (Sembilan surah). Hari Selasa mulai surah asy-Syu’ara’ sampai akhir surah Yasin (sebelas Surah). Hari Rabu mulai surah as-Saffat sampai akhir surah al-Hujurat (tigabelas surah). Dan terakhir hari Kamis membaca mulai surah Qaf sampai an-Nas.

Dari tujuh jilid, saat penelitian ini dilaksanakan yang tersimpan di Perpustakaan Masjid Agung Surakarta hanya tinggal lima jilid, sementara yang dua jilid tidak diketemukan, yaitu jilid 3 dan 7 (kemungkinan sudah rusak dimakan usia). Masing-masing jilid yang masih tersimpan:
Jilid 1: Al-Fatihah sampai An-Nisa’.
Jilid 2: Al-Ma’idah sampai At-Taubah.
Jilid 4: Al-Isra’ sampai Al-Furqan.
Jilid 5: Asy-Syu’ara’ sampai Yasin.
Jilid 6: As-Saffat sampai Al-Hujurat.

Iluminasi yang terdapat dalam Mushaf ini hanya terdapat pada halaman surah al-Fatihah dan awal surah Al-Baqarah.
Sebagaimana tertulis pada lembar awal, Al-Qur’an ini merupakan milik Sri Susuhunan Pakubuwono X yang diwakafkan pada tahun 1857 kepada Masjid Agung Surakarta. Mushaf ini berasal dari Sayyid Ibrahim Abdullah al-Jufri. Adapun tahun pembuatan dan penulisnya tidak diketahui secara pasti.

Al-Qur’an ini dijilid dengan jilidan dari kulit dan memiliki ukuran 31,8 x 19,6 cm. Sementara luas bidang tulisan 19,6 x 11,7 cm. Ketebalan setiap jilid rata-rata 2,5 cm. 
Al-Qur’an ini ditulis dengan menggunakan tinta China. Kertas yang digunakan adalah kertas Eropa, yang terdiri dari beberapa macam watermarch, seperti AHK, ProPatria, Concordia Besparvae Crescunt, J. Hessels.

Satu halaman mushaf berisi 13 baris tulisan, kecuali pada awal setiap jilid yang hanya berisi sembilan baris, dan pada halaman akhir dengan menyesuaikan pada sisa ayat yang tersisa.
Sistem penulisan pada mushaf ini menggunakan rasm Imlai, yaitu sistem penulisan huruf Arab dengan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan bahasa Arab, kecuali pada lafal-lafal tertentu yang masih tetap merujuk pada sistem rasm Usmani. Penomoran ayat ditandai dengan tanda bulat berwarna merah dengan titik di tengah tanpa disertai dengan nomor urut ayat.

Al-Qur’an ‘فمي بشوق’ ini memuat tiga macam qiraat, yaitu qiraat Imam Nafi’ riwayat Imam Qalun, qiraat Imam Abu ‘Amr riwayat Imam ad-Duri, dan qiraat Imam ‘Asim riwayat Imam Hafs. Tulisan ayat utama dalam Al-Qur’an ini berdasarkan riwayat Qalun dari Imam Nafi’. Penandaan kedua qiraat lainnya, yaitu penandaan dengan tinta merah untuk qiraat ad-Duri, tinta hijau untuk qiraat Hafs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar